Sabtu, 28 Desember 2013

Analisa Jurnal: Interpersonal

(Tugas Menganalisa Jurnal yang Berkaitan dengan Interpersonal)

Judul Jurnal:
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA


Jurnal yang akan saya bahas kali ini mengenai pengaruh komunikasi interpersonal dan lingkungan keluarga terhadap intensi bewirausaha siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

Mendapatkan suatu pekerjaan yang layak bukanlah suatu hal yang mudah untuk didapatkan. Karena minimnya tersedia lapangan pekerjaan membuat jumlah pengangguran semakin meningkat. Tingginya jumlah pengangguran di Indonesia tidak terlepas dari sumber daya manusia yang masih rendah. Hal ini disebabkan karena pendidikan para pengangguran rata-rata sampai pada tingkat SMP atau SMA saja.

Oleh karena itu, untuk mengurangi jumlah pengangguran, seharusnya kita merubah pola pikir kita dari mencari kerja menjadi menciptakan lapangan kerja. Salah satu lembaga pendidikan yang mengembangkan pembelajaran kewirausahaan adalah SMK. SMK merupakan lembaga pendidikan yang mengembangkan pembelajaran kewirausahaan dikalangan siswa, dimana para siswa diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dalam berwirausaha.

Adapun faktor-faktor yang akan mendukung para siswa dalam berwirausaha yaitu:
 (1) Adanya niat.
Niat ini oleh Fishbein dan Ajzen dalam Sarlito WS dan Eko A.M (2009) disebut sebagai intensi yaitu komponen dalam diri individu yang mengacu pada niat untuk melakukan tingkah laku tertentu. Sikap Intensi merupakan suatu kebulatan tekad, keinginan maupun tindakan perilaku untuk melakukan aktivitas tertentu yang dilatar belakangi oleh motivasi seseorang untuk bertindak.
(2) Faktor internal.
Faktor internal merupakan faktor dari diri seorang wirausaha yang meliputi cara berkomunikasi, pendidikan, usia dan jenis kelamin. Faktor kemahiran komunikasi interpersonal merupakan salah satu faktor yang perlu dikuasai siswa, agar siswa mampu mengemukakan pendapat, kerja sama, dan menghargai orang lain.
(3) Faktor eksternal.
Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi diri seorang wirausaha dari luar seperti lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat secara umumnya. Syamsu dan Juntika (2006) dalam bukunya, berpendapat bahwa lingkungan keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan pribadi anak.

Berdasarkan uraian di atas, lingkungan keluarga dan komunikasi interpersonal siswa merupakan faktor penting yang dapat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya intensi berwirausaha siswa SMK. Dalam jurnal ini, komunikasi interpersonal dan lingkungan keluarga memberikan pengaruh yang cukup baik terhadap intensi berwirausaha siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Akan tetapi diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dan juga perlu ditingkatkan peranan lingkungan keluarga terhadap intensi berwirausaha di SMK Muhammadiyah 3 dikalangan siswa.

Saya setuju mengenai apa yang di bahas dalam jurnal ini. Karena menurut saya untuk menjadi wirausahawan memang diperlukan kemampuan dalam berkomunikasi yakni komunikasi interpersonal, dimana komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan bertatap muka sehingga terjadi aksi reaksi yang ditangkap secara langsung baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi nonverbal yang dimaksud seperti nada suara dan ekspresi wajah. Apabila kita sudah menguasai komunikasi interpersonal dengan baik maka kita dapat membangun hubungan yang positif dengan orang lain yang juga memberikan manfaat besar ketika kita ingin berwirausaha. Selain itu, dengan menguasai komunikasi interpersonal, kita juga dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan baik dengan teman, orang tua maupun masyarakat sekitar.

Selain komunikasi interpersonal, lingkungan keluarga juga memberikan pengaruh besar terhadap intensi siswa dalam berwirausaha, sebab lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dimana anak mendapat pendidikan, bimbingan, asuhan dan latihan. Orang tua merupakan bagian dari wilayah lingkungan keluarga yang dapat berpengaruh terhadap anak, ketika memilih pekerjaan, karir dan berwirausaha. Lingkungan keluarga merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menumbuhkan sikap intensi, motivasi berwirausaha dan inspirasi siswa dalam mencari pekerjaan setelah lulus nanti.

Jadi, apabila kita ingin berwirausaha diusahakan kita sudah menguasai kemampuan berkomunikasi interpersonal dengan baik. Apabila kemampuan komunikasi interpersonal sudah kita kuasai dengan baik, maka kita dapat membangun hubungan yang positif, baik dengan orangtua, teman, ataupun masyarakat setempat. Misal, jika kita membangun dan meningkatkan hubungan yang baik dengan keluarga, maka keluarga pasti akan mendukung kita ketika kita ingin berwirausaha. Dukungan tersebut bisa berupa materi, motivasi, atau bahkan membantu dalam bentuk tindakan nyata.

DAFTAR PUSTAKA
Agus M. Hardjana. (2003). Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Yogyakarta:Kanisius.
Ajzen, I. (2005). The Theory Of Planned Behaviour. Organizational behavior and human discussion processes, 50, 179-211. Diunduh dari http://people.umass.edu/ pada Mei 2012
Ajzen, I. (2005). Attitudes, Personality and Behaviour. Secand Edition. Open University             Press. Diunduh dari http://www.openup.co.uk pada Desember 2011
Baharuddin. (2009). Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis terhadap Fenomena. Yogyakarta: AR-Ruzz Media.
Badan Pusat Statistik. (2012). Tingkat Pengganguran di Indonesia. Diunduh dari             http://www.bps.co.id pada 7 Januari 2012.
Daryanto. (2011). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera..
Geoffrey G. Meredith. (2002). Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta: Victory Jaya             Abadi.
Hartley, Peter. (2001). Interpersonal Communication. Library of Congress Cataloging in             Publication Data London. Diunduh dari http://libary.nu pada 4 januari 2012.
Nana Syoadih Sukmadinata. (2007). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT.             Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sumarni. (2006). Pengaruh Konsep Diri, Prestasi Belajar, dan Lingkungan Terhadap Minat             Berwirausaha Pada Siswa SMK Negeri 2 Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Surakarta.
Sirod Hantoro. (2005). Kiat Sukses Berwirausaha. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Sarlito dan Eko. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Suranto. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syamsu dan Juntika. (2006). Landasan dan Bimbigan Konseling. Bandung: PT Remaja             Rosdakarya.
Wartawarga Gunadarma. (2012). Penyebab Penggangguran. Diunduh             http://www.wartawarga.gunadarma.co.id dari 12 Januari 2012.

Sumber jurnal dapat diunduh di:


Jumat, 11 Oktober 2013

Psikotes Online


Menganalisis Psikotes di Internet 

 
PENDAHULUAN
            Di zaman yang sudah modern ini, kemajuan teknologi telah berkembang dengan sangat pesat. Hal tersebut dapat kita lihat dari berbagai aspek kehidupan manusia yang semakin hari semakin bertambah kebutuhannya. Salah satu contoh dari kemajuan teknologi tersebut adalah adanya penggunaan internet. Banyak cara yang dilakukan oleh users dalam memanfaatkan penggunaan internet, diantaranya dengan menggunakan internet dalam mengolah lahan bisnis, dapat menjalin komunikasi melalui sosial media, dapat bermain permainan seperti game online, serta dapat mencari tahu sumber informasi tentang hal apapun yang dapat memperluas wawasan ilmu pengetahuan kita. Tak hanya itu, melalui internet kita juga dapat mengakses tes-tes psikologi atau tes psikotes secara online. Kehadiran internet ini, sangat memudahkan kita untuk mencari soal-soal psikotes yang dapat membantu kita apabila kita ingin mengikuti suatu tes psikologi untuk melamar pekerjaan di suatu perusahaan. Tidak hanya terdapat soal-soal psikotes saja melainkan juga terdapat kunci jawaban dari soal psikotes tersebut. Selain itu, tidak sedikit orang-orang yang mempublikasikan mengenai “tips and trik”, bagaimana mengerjakan soal-soal psikotes tersebut dengan tujuan hasil yang diperoleh setelah mengerjakan soal psikotes tersebut hasilnya bagus sesuai dengan yang diharapkan. Karena psikotes yang tersebar di internet ini mudah sekali di dapat, hal ini membuat individu lebih suka melakukan tes psikologi atau psikotes secara online.
TEORI
1. Pengertian dan tujuan
            Anne Anastasi (1976) mengatakan bahwa tes pada dasarnya adalah suatu pengukuran yang obyektif dan standar terhadap sampel perilaku. Brown (1976) mengatakan bahwa tes adalah suatu prosedur yang sistematis guna mengukur sample perilaku seseorang. Namun Brown menganggap bahwa ciri sistematis tersebut telah mencakup pengertian obyektif, standar, dan syarat-syarat kualitas lainnya.
            Definisi yang lebih lengkap dapat dikutipkan langsung dari pendapat Cronbach yang dikemukakan dalam bukunya Essentials of psychological Testing, yaitu: “….a systematic procedure for observing a person’s behavior and describing it with the aid of a numerical scale or a category system” (Cronbach, 1970).
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Psikotes adalah prosedur pemeriksaan yang telah mengalami pembakuan, yang dimaksudkan untuk menyelidiki dan menetapkan sifat-sifat psikis khusus individu; pengujian mental.
            Psikotes adalah tes yang dilakukan untuk mengukur aspek individu secara psikis. Tes dapat berbentuk tertulis, visual, atau valuasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi kognitif dan emosional. Tes dapat diaplikasikan kepada anak-anak maupun dewasa.Tes ini dapat berbentuk tertulis, proyektif, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi atau kemampuan kognitif dan emosional seseorang.
            Tujuan dilaksanakannya tes ini adalah untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan orang secara mental dan faktor-faktor yang mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian, dan intelegensi. Jadi, psikotes adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui gambaran seseorang mulai dari kemampuan kognitifnya, kondisi emosinya, kecenderungan-kecenderungan sikap dan hal-hal yang mempengaruhi kecenderungan tersebut.
            Dalam psikotes, kemampuan yang diukur tidak melulu terkait dengan IQ seseorang. Selain tes IQ ada juga tes kepribadian, dan wawancara. Dari integrasi tes-tes tersebut, maka akan diperoleh gambaran mengenai orang yang di tes yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
2. Tiga Jenis Psikotes berdasarkan metode tesnya, yaitu:
a.      Psikotes menggunakan media grafis (gambar)
Dalam psikotes jenis ini gambar yang dibuat oleh seseorang digunakan untuk menilai kemampuan, karakter dan kepribadiannya. Termasuk psikotes grafis/gambar adalah Tes Wartegg, Tes DAP (Draw A Person), Tes Baum Tree dan Tes HTP (House Tree Person).

Tes Wartegg


b.     Psikotes menggunakan kuesioner
Dalam psikotes jenis ini jawaban-jawaban seseorang terhadap sejumlah soal yang diberikan kepadanya digunakan untuk menilai kemampuan, karakter dan kepribadiannya. Termasuk psikotes kuisioner adalah Tes Army Alpha, Tes Efektifitas Diri, Tes Enneagram, Tes EPPS, Tes MBTI, Tes Ketelitian, Tes Kode dan Ingatan, Tes TPA (Kuantitatif, Logika, Verbal & Spasial), Tes MAPP, Tes Motivasi Kepemimpinan, Tes Motivasi, Tes Koran Pauli, Tes Skala Kematangan (TSK), Tes Kerjasama dan Tes Potensi Sukses.
Tes Army Alpha

c.      Psikotes menggunakan wawancara
Dalam psikotes jenis ini jawaban-jawaban seseorang terhadap pertanyaan yang diajukan secara lisan melalui tatap muka langsung (wawancara/interview) dengan penguji digunakan untuk menilai kemampuan, karakter dan kepribadiannya.
3. Jenis-jenis tes yang diukur melalui psikotes, diantaranya:
a.      Tes Intelegensi atau IQ test
Pada tes ini Anda akan dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan kemampuan intelegensi anda, seperti pemahaman masalah-masalah sehari-hari, logika berfikir, daya abstraksi, kemampuan menyelesaikan permasalahan, strategi berfikir, daya ingat, kemampuan teknis dan hal-hal lain yang terkait dengan fungsi kognitif Anda. Intinya tes ini mengukur segala sesuatu terkait potensi intelegensi Anda dan optimalisasi dari potensi tersebut saat ini.
b.     Performance Test
Pada tes ini diberikan dalam deret Angka dimana Anda harus menjumlahkan angka-angka yang ada dalam lembar kerja Anda. Tes ini sering dilakukan terutama dalam setting industri.
c.      Personality Test
Dalam setting industri, terdapat dua bentuk tes kepribadian yang digunakan untuk menggali karakteristik individu, yaitu teknik proyektif dan tes inventori. Tes menggambar pohon, menggambar orang atau menggambar dengan bantuan stimulus merupakan contoh tes dengan teknik proyektif yang bertujuan untuk melihat kecenderungan kepribadian Anda seperti kecendrungan Anda melihat diri sendiri dan lingkungan, bagaimana berinteraksi dengan lingkungan, bagaimana menghadapi situasi yang memberikan tekanan, bagaimana merespon permasalahan, konsep diri dan masih banyak hal lain. Selanjutnya materi tes yang berisi pilihan-pilihan dimana Anda diminta memilih pernyataan yang paling Anda sukai adalah bentuk tes inventori. Tes ini juga bertujuan untuk melihat kecenderungan kepribadian seseorang. Penggunaan kedua teknik ini memang akan membuat membuat data dan informasi mengenai seseorang menjadi lebih lengkap dan gambaran orang menjadi lebih utuh. Dari penjelasan diatas tampak bahwa yang diungkap dari tes kepribadian adalah kebiasaan-kebiasaan, bagaimana orang memandang masalah yang sedang ia hadapi, kondisi emosi, pola interaksi baik dengan diri sendiri maupun orang lain atau lingkungan sekitarnya, bagaimana merespon tekanan, motivasi, bahkan dari tes kepribadian ini bisa dilihat juga taraf kecerdasannya.
4. Fungsi dari tes psikologi, yaitu:
a.      Fungsi seleksi
      Tes psikologi berfungsi sebagai seleksi jika digunakan untuk memilih individu-individu yang cocok/sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan.
b.     Fungsi Klasifikasi
      Yaitu mengelompokkan individu-individu dalam kelompok sejenis.
c.      Fungsi deskripsi
      Tes ini berfungsi untuk menjelaskan profil seseorang, baik kepribadian, tingkahlaku, kemampuan, minat dan bakat dan sebagainya.
d.     Mengevaluasi suatu treatment
      Tes psikologi digunakan juga untuk mengavaluasi suatu treatment/tindakan yang telah dilakukan terhadap seseorang atau sekelompok individu. Ini untuk mengavaluasi sampai tingkat mana keberhasilan treatment yang sudah diberikan. 
e.      Menguji suatu hipotesis
      Tes psikologi juga bisa digunakan menguji sebuah hipotesis dan asumsi yang ada. Ini dikarenakan, bahwa tes psikologi terbuat/disusun dari sejumlah penelitian yang ilmiah sebelumnya.
ANALISIS
          Psikotes online dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja. Ada banyak situs web yang menyediakan soal-soal tes psikotes dengan gratis beserta jawbannya, seperti yang ada pada alamat berikut ini http://koleksi.contohsoalpsikotes.com/ . Di alamat tersebut Anda dapat memilih jenis tes apa yang ingin Anda coba.
            Jika ditelusuri lebih lanjut, tujuan orang-orang mengikuti psikotes secara online ini bisa saja hanya untuk mengetahui tingkat kecerdasan intelektual mereka atau memang ingin mempelajari pertanyaan-pertanyaan tes psikologi atau psikotes yang biasanya diadakan di perusahaan-perusahaan yang diberikan kepada calon pegawainya. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan supaya ketika mereka diberi tes psikologi pada saat melamar pekerjaan, mereka dapat menjawab soal-soal tes psikologi tersebut degan lancar dan tentunya mereka juga berharap mendapatkan hasil yang memuaskan. Kebanyakan orang berpandangan bahwa apabila tes psikotes yang telah mereka lakukan memperoleh hasil yang bagus, maka mereka akan mendapatkan pekerjaan yang baik, sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Padahal tujuan sebenarnya dari psikotes ini adalah untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan orang secara mental dan faktor-faktor yang mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian, dan intelegensi. Jadi hasil psikotes yang mereka peroleh setelah menjalani tes psikologi ini merupakan kemampuan sesungguhnya yang mereka miliki. Pekerjaan yang akan mereka dapat nanti juga disesuaikan dengan kemampuan mereka.
            Menurut saya, jika dilihat dari segi ekonomi ,memang psikotes online ini lebih menguntungkan daripada mengikuti psikotes secara langsung yang dilaksanakan oleh biro psikologi. Mengapa? Karena mengikuti tes psikologi secara online tentu tidak memakan biaya yang mahal seperti mengikuti tes psikologi di biro psikologi. Apalagi sekarang sudah banyak soal-soal psikotes dalam bentuk file yang dapat diunduh secara gratis di internet sehingga masyarakat yang ingin mengetahui kemampuan intelegensi, bakat dan kepribadiannya dapat mengerjakan soal-soal tes psikologi tersebut di rumah tanpa memerlukan sambungan internet lagi.
                  Keuntungan lain dari tes psikologi secara online, diantaranya adalah selain menghemat biaya, waktu pengerjaan tes secara online ini tidak terbatas (artinya tidak ada batasan waktu saat pengerjaan),  dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja sesuka kita, apabila ada yang salah dalam mengerjakan soal tersebut, kita dapat mengulanginya kembali dan memperoleh jawaban yang benar, dan yang terakhir, tes psikotes yang dilakukan secara online ini hasilnya dapat kita peroleh secara cepat tanpa harus menunggu lama.
                  Ada keuntungan, pasti ada kerugian. Kerugian dalam mengikuti psikotes online ini diantaranya ialah banyaknya terjadi penipuan yang dilakukan oleh pihak – pihak yang tidak bertanggungjawab sehingga hasil dari tes tersebut menjadi tidak valid. Selain itu, hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan soal psikotes online menjadi tidak akurat (tingkat reliabilitas tidak dapat dipercaya). Karena pada saat pengerjaan psikotes online tersebut kita dapat mencoba dan mengulanginya berkali-kali, sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan kemampuan kita yang sesungguhnya.
            Tes psikologi atau psikotes secara online ini tidak dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, karena orang yang mengikuti tes psikologi ini sudah mengetahui apa yang akan ia jawab dalam tes tersebut. Apabila Anda ingin mengetahui seberapa besar kemampuan dan tingkat inteligensi Anda, Anda dapat melakukan tes psikologi di biro psikologi. Walaupun agak menguras kantong Anda, namun Anda tidak perlu khawatir mengenai keabsahan dari hasil yang Anda peroleh setelah menjalani tes psikologi tersebut, karena tingkat validitas dan reliabilitasnya dapat dipercaya.

REFERENSI


Sabtu, 29 Juni 2013

Percobaan Indera Pengecap dan Penciuman



LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Nama Mahasiswa          : Stephani Ps
NPM                              : 17512143
Tanggal Pemeriksaan   : 20 Juni 2013
Nama Asisten : 1.
                            2.
Paraf Asisten  :




I.  Percobaan                          :  Indera Penciuman
Nama Percobaan               :  Pembauan
Nama Subjek Percobaan :  Stephani Puspitasari
Tempat Percobaan            :  Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan         :  Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah zat yang berupa gas, serta membedakan beberapa wewangian mulai dari bau yang tidak enak sampai yang enak.
b. Dasar Teori                   :           Indera penciuman terletak pada rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut halus yang berfungsi untuk menyerap kotoran yang masuk melalui sistem pernafasan (respiratory). Selain itu, terdapat konka nasal superior, intermediet serta inferior. Pada bagian konka nasal superior terdapat akar sel-sel dan jaringan syaraf penciuman (nervus olfaktorius yang merupakan syaraf kranial pertama) yang berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan yang masuk melalui hirupan nafas.
                                                       Tanggung jawab sistem pembau (sistem olfaction) adalah mengindikasikan molekul-molekul kimia yang dilepaskan di udara yang mengakibatkan bau. Molekul kimia diudara dapat dideteksi bila ia masuk ke reseptor olfactory epithelia melalui proses penghirupan.    Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle). Seperti pada penglihatanwama (hanya memiliki tiga reseptor wama dasar, namun dari komposisi yang berbeda-beda dapat dilihat wama yang bermacam-macam), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor, namun dapat membedakanlebih dari 600 aroma yang berbeda.
         Alat pembau atau sistem olfaction biasajuga disebut dengan Organon Olfaktus, dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya disebut pula chemoreceptor.
         Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior dan membran ini hanya menerimarangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas. Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:
a. Concha Superior
b. Concha Medialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
         Concha-concha tersebut adalah dari tulang, ditutupi oleh selaput lender yang mengandung penuh pembuluh, pembuluh darah dan dapat membesar. Gunanya untuk memanasi hawa yang akan masuk ke paru-paru.
         Reseptor organon olfactory terdapat di bagian atas hidung, menempel pada lapisan jaringan yang diselaputi lendir dan disebut olfactory muscosa. Selaput lendir tersebut berfungsi untuk melembabkan udara. Pada bagian tersebut juga terdapat bulu-bulu hidung yang berfungsi untuk menyaring debu dan kotoran.
         Benda kimia yang dapat menstimulasi sel saraf dalam hidung adalah substansi yang dapat larut dalam zat cair (lendir) yang terdapat pada cilia yang menutupi sel tersebut. Makin berbau suatu substansi, maka hal tersebut menunjukkan bahwa makin banyak molekul yang dapat larut dalam air dan lemak (konsentrasi penguapannya tinggi).
         Reseptor olfaktori hanya mampu berfungsi selama 35 hari. Bila mati, baik karena sebab yang alami, maupun karena kerusakan fisik, maka reseptor tersebut akan digantikan oleh reseptor-reseptor baru yang axonnya akan berkembang ke lapisan olfactory bulbs yang akan dituju, dan bila telah sampai pada lapisan yang dimaksud, mereka akan memulihkan koneksi sinapsis yang terputus.
         Anatomi dan fisiologi penafasan bagian atas yaitu:
1. Rongga Hidung, terdiri atas :
(1) Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi.
(2) Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang berlapis.
(3) Sel silia yang berperan untuk melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan napas.
         Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum.
2. Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada laring pada dasar tengkorak.
3. Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago (6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar). Terbesar adalah Kartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk “adam’s apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun katup kartilago yang dapat menutup saat proses menelan.
b. Glotis
c. Kartilago Thyroid
c. Alat yang Digunakan    : Tempat membakar kemenyan, hio, dupa, obat nyamuk (baygon), dan beberapa macam wewangian (lebih dari 5).
d. Jalannya Percobaan      : 1.1 Wewangian
                                              Praktikan maju ke depan, lalu praktikan diminta untuk mencium dan menebak 6 macam wewangian yang telah disediakan oleh asisten lab.
                                              1.2 Kemenyan
Pertama-tama, praktikan mencium bau dupa, hio dan baygon terlebih dahulu sebelum dibakar. Kemudian, praktikan mengambil sebatang hio, dupa dan baygon untuk dibakar, lalu mencium bau ketiga objek tersebut setelah dibakar.
e. Hasil Percobaan            : 1.1 Wewangian
                                                       13 = pisang                             5 = kopi
                                                       12 = melon                              7 = teh
                                                       14 = mawar                             2 = pandan
                                              1.2 Kemenyan
Hio, dupa dan obat nyamuk yang dibakar lebih kuat baunya dan lebih menyengat karena concha nasal superior hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas.
         Biasanya dalam hal kemampuan mengingat bau, perempuan lebih baik dari pada pria dikarenakan pada wanita ruang dalam menerima gas lebih luas (concha nasal superior). Umumnya wanita dapat mengingat 5 macam wewangian sedangkan pria hanya 3 wewangian.
f. Kesimpulan                     :           Kita dapat dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.
                                                       Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda.
                                                       Seseorang yang memiliki hidung mancung akan lebih sensitif atau lebih peka terhadap bau.  
                                                       Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior dan membran ini hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas.         
g. Daftar Pustaka              :  Puspitawati, Ira. 1999. Psikologi Faal. Jakarta:                    Penerbit Gunadarma.

II.  Percobaan                        :  Indera Pengecap
Nama Percobaan               :  Merasakan berbagai macam rasa
Nama Subjek Percobaan :  Stephani Puspitasari
Tempat Percobaan            :  Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan         : Memahami dan mengetahui bahwa lidah merupakan alat pengecap rasa serta membuat peta rasa.
b. Dasar Teori                   :           Sistem pengecap atau sistem gustatory terdapat di lidah. Pada lidah, terdapat reseptor perasa yang dapat membedakan rasa yang disebut taste buds. Reseptor pada lidah akan digantikan oleh reseptor yang baru setiap 10 hari sekali.          Lidah mempunyai lapisan mukosa yang menutupi bagian atas lidah, dan permukaannya tidak rata karena ada tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa. Papilla atau tonjolan-tonjolan pada lidah memiliki bentuk-bentuk tertentu, yaitu:
                                              1. Tonjolan berbentuk seperti benang-benang halus yang disebut dengan Papilla filiformis, banyak terdapat dibagian depan lidah.
                                              2. Tonjolan berbentuk seperti kepala jamur yang disebut papilla fungiformis, banyak terdapat dibagian depan dan sisi lidah.
                                              3. Tonjolan yang berbentuk bulat yang disebut papilla circumvalata, tersusun seperti huruf V terbalik, banyak terdapat dibagian belakang lidah.
                                                       Didalam papillae terdapat banyak putting pengecap (taste buds). Setiap putting pengecap terdiri atas dua jenis sel seperti berikut ini :
                                              1. Sel-sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar dari pengecap.
                                              2. Sel-sel penunjang yang berfungsi untuk menyokong sel-sel pengecap.
                                                       Sistem gustatory atau organon gustus adalah indera pengecap yang terdapat pada lidah dan memiliki 4 modalitet yaitu:
                                              a. Manis, pada puncak lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan gula di lidah.
                                              b. Asin, pada puncak dan tepi lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan garam di lidah
                                              c. Asam, pada tepi lidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan asam sitrun di lidah.
                                              d. Pahit, pada pangkal lidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan kina di lidah.
                                                       Beberapa ahli menambahkan modalitet yang kelima, yaitu rasa alkali. Di luar ke lima macam rasa tersebut, ada kombinasi antara keempat atau kelima macam rasa itu yang akan menimbulkan rasa yang berbeda-beda. Berbagai macam rasa tersebut masih dikombinasikan dengan tipe-tipe rangsangan yang lain, seperti rangsang panas, dingin, lembut, dan nyeri.
                                                       Reseptor perasa tidak memiliki axon sendiri. Tiap neuron yang membawa impuls dari taste buds, akan menerima input dari beberapa reseptor sekaligus. Sinyal yang timbul pada reseptor perasa akan meluas ke sistem second-order neuron yang akan disampaikan ke cortex.
                                                       Saraf afferen pada sistem gustatory meninggalkan rongga mulut yang merupakan bagian dari saraf cranial bagian facial (VII), glossopharyngeal (IX), dan vagus (X). Infonnasi bennula dari bagian depan lidah, ke bagian belakang lidah, akhimya menuju ke bagian belakang rongga mulut. Saraf-saraf tersebut akan berakhir di solitary nucleus di medulla dan bersinapsis dengan neuron yang akan menyampaikan pesan ke ventral posterior nucleus di thalamus (letaknya berbeda dengan bagian penerima impuls dari stimulasi oral yang motorik sifatnya). Axon-axon pada nucleus ventral posterior akan membawa berita ke primary gustatory cortex dan ke secondary gustatory cortex. Sistem gustatory juga akan menuju sistem limbik. Proyeksi impuls ke hypothalamus diperkirakan memiliki peranan penting dalam mengatur rasa lapar. Satu hal lagi yang perlu diingat dalam sistem gustatory, yaitu berbeda dengan sistem sensoris yang lain, sistem gustatory diproyeksikan secara ipsilateral.
                                                        Ketidakmampuan dalam membau disebut anosmia, sedangkan ketidak-mampuan dalam perasa disebut ageusia. Penyebab neurologis yang paling umum adalah benturan pada kepala yang menyebabkan bergesemya otak di dalam tengkorak dan mengoyak saraf-saraf olfactory karena masuk ke dalam lubang-Iubang permiabel di cribriform plate.
c. Alat yang Digunakan    : Cotton bud, 5-6 larutan rasa (manis, asin, pahit, dan pedas), sapu tangan (handuk kecil).
d. Jalannya Percobaan      : Praktikan mengambil cutton bud, lalu cutton bud di celupkan ke dalam larutan 1. Setelah dicelupkan, cutton bud di  hisap untuk dapat mengetahui rasa apa yang ada pada larutan 1. Hal yang sama juga dilakukan pada larutan 2 sampai larutan ke-9.
e. Hasil Percobaan            : Larutan 1: manis                 Larutan 6: pedas asin
                                              Larutan 2: asin                     Larutan 7: pedas asam
                                              Larutan 3: asam                   Larutan 8: pedas pahit
                                              Larutan 4: pahit                   Larutan9: pedas manis
                                              Larutan 5: pedas
f. Kesimpulan                     :           Kita dapat membedakan berbagai macam rasa dari makanan yang kita makan, dikarenakan pada lidah terdapat terdapat reseptor perasa yang dapat membedakan rasa yang disebut taste buds.   Lidah mempunyai tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa.
g. Daftar Pustaka              :  Puspitawati, Ira. 1999. Psikologi Faal. Jakarta:                    Penerbit Gunadarma.
                                              http://ps-lanjut.lab.gunadarma.ac.id/wp-                              content/uploads/2013/04/Indera-Penciuman-                        dan-Indera-Pengecap.pdf