Sabtu, 29 Juni 2013

Percobaan Indera Pengecap dan Penciuman



LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Nama Mahasiswa          : Stephani Ps
NPM                              : 17512143
Tanggal Pemeriksaan   : 20 Juni 2013
Nama Asisten : 1.
                            2.
Paraf Asisten  :




I.  Percobaan                          :  Indera Penciuman
Nama Percobaan               :  Pembauan
Nama Subjek Percobaan :  Stephani Puspitasari
Tempat Percobaan            :  Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan         :  Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah zat yang berupa gas, serta membedakan beberapa wewangian mulai dari bau yang tidak enak sampai yang enak.
b. Dasar Teori                   :           Indera penciuman terletak pada rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut halus yang berfungsi untuk menyerap kotoran yang masuk melalui sistem pernafasan (respiratory). Selain itu, terdapat konka nasal superior, intermediet serta inferior. Pada bagian konka nasal superior terdapat akar sel-sel dan jaringan syaraf penciuman (nervus olfaktorius yang merupakan syaraf kranial pertama) yang berfungsi untuk mendeteksi bau-bauan yang masuk melalui hirupan nafas.
                                                       Tanggung jawab sistem pembau (sistem olfaction) adalah mengindikasikan molekul-molekul kimia yang dilepaskan di udara yang mengakibatkan bau. Molekul kimia diudara dapat dideteksi bila ia masuk ke reseptor olfactory epithelia melalui proses penghirupan.    Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle). Seperti pada penglihatanwama (hanya memiliki tiga reseptor wama dasar, namun dari komposisi yang berbeda-beda dapat dilihat wama yang bermacam-macam), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor, namun dapat membedakanlebih dari 600 aroma yang berbeda.
         Alat pembau atau sistem olfaction biasajuga disebut dengan Organon Olfaktus, dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya disebut pula chemoreceptor.
         Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior dan membran ini hanya menerimarangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas. Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:
a. Concha Superior
b. Concha Medialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)
         Concha-concha tersebut adalah dari tulang, ditutupi oleh selaput lender yang mengandung penuh pembuluh, pembuluh darah dan dapat membesar. Gunanya untuk memanasi hawa yang akan masuk ke paru-paru.
         Reseptor organon olfactory terdapat di bagian atas hidung, menempel pada lapisan jaringan yang diselaputi lendir dan disebut olfactory muscosa. Selaput lendir tersebut berfungsi untuk melembabkan udara. Pada bagian tersebut juga terdapat bulu-bulu hidung yang berfungsi untuk menyaring debu dan kotoran.
         Benda kimia yang dapat menstimulasi sel saraf dalam hidung adalah substansi yang dapat larut dalam zat cair (lendir) yang terdapat pada cilia yang menutupi sel tersebut. Makin berbau suatu substansi, maka hal tersebut menunjukkan bahwa makin banyak molekul yang dapat larut dalam air dan lemak (konsentrasi penguapannya tinggi).
         Reseptor olfaktori hanya mampu berfungsi selama 35 hari. Bila mati, baik karena sebab yang alami, maupun karena kerusakan fisik, maka reseptor tersebut akan digantikan oleh reseptor-reseptor baru yang axonnya akan berkembang ke lapisan olfactory bulbs yang akan dituju, dan bila telah sampai pada lapisan yang dimaksud, mereka akan memulihkan koneksi sinapsis yang terputus.
         Anatomi dan fisiologi penafasan bagian atas yaitu:
1. Rongga Hidung, terdiri atas :
(1) Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi.
(2) Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang berlapis.
(3) Sel silia yang berperan untuk melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan napas.
         Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum.
2. Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada laring pada dasar tengkorak.
3. Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago (6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar). Terbesar adalah Kartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk “adam’s apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun katup kartilago yang dapat menutup saat proses menelan.
b. Glotis
c. Kartilago Thyroid
c. Alat yang Digunakan    : Tempat membakar kemenyan, hio, dupa, obat nyamuk (baygon), dan beberapa macam wewangian (lebih dari 5).
d. Jalannya Percobaan      : 1.1 Wewangian
                                              Praktikan maju ke depan, lalu praktikan diminta untuk mencium dan menebak 6 macam wewangian yang telah disediakan oleh asisten lab.
                                              1.2 Kemenyan
Pertama-tama, praktikan mencium bau dupa, hio dan baygon terlebih dahulu sebelum dibakar. Kemudian, praktikan mengambil sebatang hio, dupa dan baygon untuk dibakar, lalu mencium bau ketiga objek tersebut setelah dibakar.
e. Hasil Percobaan            : 1.1 Wewangian
                                                       13 = pisang                             5 = kopi
                                                       12 = melon                              7 = teh
                                                       14 = mawar                             2 = pandan
                                              1.2 Kemenyan
Hio, dupa dan obat nyamuk yang dibakar lebih kuat baunya dan lebih menyengat karena concha nasal superior hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas.
         Biasanya dalam hal kemampuan mengingat bau, perempuan lebih baik dari pada pria dikarenakan pada wanita ruang dalam menerima gas lebih luas (concha nasal superior). Umumnya wanita dapat mengingat 5 macam wewangian sedangkan pria hanya 3 wewangian.
f. Kesimpulan                     :           Kita dapat dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.
                                                       Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda.
                                                       Seseorang yang memiliki hidung mancung akan lebih sensitif atau lebih peka terhadap bau.  
                                                       Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada concha superior dan membran ini hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas.         
g. Daftar Pustaka              :  Puspitawati, Ira. 1999. Psikologi Faal. Jakarta:                    Penerbit Gunadarma.

II.  Percobaan                        :  Indera Pengecap
Nama Percobaan               :  Merasakan berbagai macam rasa
Nama Subjek Percobaan :  Stephani Puspitasari
Tempat Percobaan            :  Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan         : Memahami dan mengetahui bahwa lidah merupakan alat pengecap rasa serta membuat peta rasa.
b. Dasar Teori                   :           Sistem pengecap atau sistem gustatory terdapat di lidah. Pada lidah, terdapat reseptor perasa yang dapat membedakan rasa yang disebut taste buds. Reseptor pada lidah akan digantikan oleh reseptor yang baru setiap 10 hari sekali.          Lidah mempunyai lapisan mukosa yang menutupi bagian atas lidah, dan permukaannya tidak rata karena ada tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa. Papilla atau tonjolan-tonjolan pada lidah memiliki bentuk-bentuk tertentu, yaitu:
                                              1. Tonjolan berbentuk seperti benang-benang halus yang disebut dengan Papilla filiformis, banyak terdapat dibagian depan lidah.
                                              2. Tonjolan berbentuk seperti kepala jamur yang disebut papilla fungiformis, banyak terdapat dibagian depan dan sisi lidah.
                                              3. Tonjolan yang berbentuk bulat yang disebut papilla circumvalata, tersusun seperti huruf V terbalik, banyak terdapat dibagian belakang lidah.
                                                       Didalam papillae terdapat banyak putting pengecap (taste buds). Setiap putting pengecap terdiri atas dua jenis sel seperti berikut ini :
                                              1. Sel-sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar dari pengecap.
                                              2. Sel-sel penunjang yang berfungsi untuk menyokong sel-sel pengecap.
                                                       Sistem gustatory atau organon gustus adalah indera pengecap yang terdapat pada lidah dan memiliki 4 modalitet yaitu:
                                              a. Manis, pada puncak lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan gula di lidah.
                                              b. Asin, pada puncak dan tepi lidah, dapat diselidiki dengan meletakkan garam di lidah
                                              c. Asam, pada tepi lidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan asam sitrun di lidah.
                                              d. Pahit, pada pangkal lidah, dapat dibuktikan dengan meletakkan kina di lidah.
                                                       Beberapa ahli menambahkan modalitet yang kelima, yaitu rasa alkali. Di luar ke lima macam rasa tersebut, ada kombinasi antara keempat atau kelima macam rasa itu yang akan menimbulkan rasa yang berbeda-beda. Berbagai macam rasa tersebut masih dikombinasikan dengan tipe-tipe rangsangan yang lain, seperti rangsang panas, dingin, lembut, dan nyeri.
                                                       Reseptor perasa tidak memiliki axon sendiri. Tiap neuron yang membawa impuls dari taste buds, akan menerima input dari beberapa reseptor sekaligus. Sinyal yang timbul pada reseptor perasa akan meluas ke sistem second-order neuron yang akan disampaikan ke cortex.
                                                       Saraf afferen pada sistem gustatory meninggalkan rongga mulut yang merupakan bagian dari saraf cranial bagian facial (VII), glossopharyngeal (IX), dan vagus (X). Infonnasi bennula dari bagian depan lidah, ke bagian belakang lidah, akhimya menuju ke bagian belakang rongga mulut. Saraf-saraf tersebut akan berakhir di solitary nucleus di medulla dan bersinapsis dengan neuron yang akan menyampaikan pesan ke ventral posterior nucleus di thalamus (letaknya berbeda dengan bagian penerima impuls dari stimulasi oral yang motorik sifatnya). Axon-axon pada nucleus ventral posterior akan membawa berita ke primary gustatory cortex dan ke secondary gustatory cortex. Sistem gustatory juga akan menuju sistem limbik. Proyeksi impuls ke hypothalamus diperkirakan memiliki peranan penting dalam mengatur rasa lapar. Satu hal lagi yang perlu diingat dalam sistem gustatory, yaitu berbeda dengan sistem sensoris yang lain, sistem gustatory diproyeksikan secara ipsilateral.
                                                        Ketidakmampuan dalam membau disebut anosmia, sedangkan ketidak-mampuan dalam perasa disebut ageusia. Penyebab neurologis yang paling umum adalah benturan pada kepala yang menyebabkan bergesemya otak di dalam tengkorak dan mengoyak saraf-saraf olfactory karena masuk ke dalam lubang-Iubang permiabel di cribriform plate.
c. Alat yang Digunakan    : Cotton bud, 5-6 larutan rasa (manis, asin, pahit, dan pedas), sapu tangan (handuk kecil).
d. Jalannya Percobaan      : Praktikan mengambil cutton bud, lalu cutton bud di celupkan ke dalam larutan 1. Setelah dicelupkan, cutton bud di  hisap untuk dapat mengetahui rasa apa yang ada pada larutan 1. Hal yang sama juga dilakukan pada larutan 2 sampai larutan ke-9.
e. Hasil Percobaan            : Larutan 1: manis                 Larutan 6: pedas asin
                                              Larutan 2: asin                     Larutan 7: pedas asam
                                              Larutan 3: asam                   Larutan 8: pedas pahit
                                              Larutan 4: pahit                   Larutan9: pedas manis
                                              Larutan 5: pedas
f. Kesimpulan                     :           Kita dapat membedakan berbagai macam rasa dari makanan yang kita makan, dikarenakan pada lidah terdapat terdapat reseptor perasa yang dapat membedakan rasa yang disebut taste buds.   Lidah mempunyai tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa.
g. Daftar Pustaka              :  Puspitawati, Ira. 1999. Psikologi Faal. Jakarta:                    Penerbit Gunadarma.
                                              http://ps-lanjut.lab.gunadarma.ac.id/wp-                              content/uploads/2013/04/Indera-Penciuman-                        dan-Indera-Pengecap.pdf

TAUTOLOGI DAN KONTRADIKSI, ALJABAR LOGIKA DAN NEGASI


TAUTOLOGI DAN KONTRADIKSI, ALJABAR LOGIKA DAN NEGASI
A.   TAUTOLOGI
               Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya. Sebuah Tautologi yang memuat pernyataan Implikasi disebut Implikasi Logis. Untuk membuktikan apakah suatu pernyataan Tautologi, maka ada dua cara yang digunakan. Cara pertama dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu jika semua pilihan bernilai B (benar) maka disebut Tautologi, dan cara kedua yaitu dengan melakukan penjabaran atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari hukum-hukum Ekuivalensi Logika.
Contoh:
Lihat pada argumen berikut:
               Jika Tono pergi kuliah, maka Tini juga pergi kuliah. Jika Siska tidur, maka Tini pergi kuliah. Dengan demikian, jika Tono pergi kuliah atau Siska tidur, maka Tini pergi kulah.
Diubah ke variabel proposional:
A  Tono pergi kuliah
B  Tini pergi kuliah
C  Siska tidur
               Diubah lagi menjadi ekspresi logika yang terdiri dari premis-premis dan kesimpilan. Ekspresi logika 1 dan 2 adalah premis-premis, sedangkan ekspresi logika 3 adalah kesimpulan.
(1)   A →  B (Premis)
(2)   C →  B (premis)
(3) (A V C) → B (kesimpulan)
               Maka sekarang dapat ditulis: ((A → B) ʌ (C → B)) → ((A V C) → B     
A
B
C
A → B
C → B
(A → B) ʌ (C → B)
A V C
(A V C) → B

B
B
B
B
S
S
S
S
B
B
S
S
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
S
B
B
S
S
B
B
B
B
B
B
S
B
B
B
S
B
B
B
S
S
B
B
S
B
B
B
B
B
B
S
B
S
B
B
S
S
B
B
S
B
B
B
B
B
B
B
BB
Dari tabel kebenaran diatas menunjukkan bahwa pernyataan majemuk :
 ((A → B) ʌ (C → B)) → ((A V C) → B adalah semua benar (Tautologi).
Contoh tautologi dengan menggunakan tabel kebenaran:
1. (p ʌ  ~q)  p
Pembahasan:
p
q
~q
(p ʌ ~q)
(p ʌ ~q)  p
B
B
S
S
B
S
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
B
B
B
B
Ini adalah tabel kebenaran yang menunjukkan Tautologi dengan alasan yaitu semua pernyataannya bersifat benar atau True (T). maka dengan perkataan lain pernyataan majemuk (p ʌ ~q)  p selalu benar.
B. KONTRADIKSI
               Kontradiksi adalah suatu bentuk kalimat yang selalu bernilai salah (False), tidak peduli bagaimanapun nilai kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya. Untuk membuktikan apakah suatu pernyataan tersebut kontradiksi, maka ada dua cara yang digunakan. Cara pertama dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu jika semua pilihan bernilai F  atau salah maka disebut kontradiksi, dan cara kedua yaitu dengan melakukan penjabaran atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum Ekuivalensi Logika.
Contoh dari Kontradiksi:
1.  (A ʌ ~A)
Pembahasan:
A
~A
(A ʌ ~A)
B
S
S
B
S
S
Dari tabel kebenaran diatas dapatlah disimpulkan bahwa pernyataan majemuk (A ʌ ~A) selalu salah.
2. P ʌ (~p ʌ q)
Pembahasan:
p
q
~p
(~p ʌ q)
P ʌ (~p ʌ q)
B
B
S
S
B
S
B
S
S
S
B
B
S
S
B
S
S
S
S
S
Ini adalah tabel kebenaran yang menunjukkan kontradiksi dengan alasan yaitu semua pernyataan bernilai salah (F).
C. ALJABAR LOGIKA
Pernyataan / Proposisi
Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai kebenaran (benar atau salah), tetapi tidak keduanya.
Contoh 1 :
p = Tadi malam BBM mulai naik (memiliki nilai kebenaran benar/true)
q = 23 = 32 (memiliki nilai kebenaran salah/false)
Contoh 2 :
Berikut ini adalah beberapa contoh proposisi :
a. 1 + 2 = 3
b. Presiden RI tahun 2005 adalah SBY
c. 6 adalah bilangan prima
d. Warna bendera RI adalah biru dan merah
Kalimat-kalimat di atas adalah kalimat proposisi karena dapat diketahui benar/salahnya. Kalimat (a) dan (b) bernilai benar, sedangkan kalimat (c) dan (d) bernilai salah.
Contoh 3 :
Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat yang bukan merupakan proposisi :
a. Di manakah letak pulau seribu?
b. Ersa lebih tua dari Arsi
c. x + y = 5
d. 2 mencintai 3
               Kalimat (a) jelas bukan proposisi karena merupakan kalimat tanya sehingga tidak dapat ditentukan nilai kebenarannya. Kalimat (b) juga bukan proposisi karena ada banyak orang dibumi ini yang bernama Ersa dan Arsi. Kalimat tersebut tidak memberikan keterangan yang lebih spesifik sehingga tidak diketahui kebenaran bahwa Ersa lebih tua dari Arsi. Dalam kalimat (c), nilai kebenaran kalimat tergantung pada harga x dan y yang ada. Jika x =1 dan y = 4, maka kalimat tersebut menjadi kalimat yang benar. Tetapi jika x = 4 dan y = 5, maka kalimat tersebut menjadi kalimat yang salah. Jadi secara umum tidak dapat ditentukan apakah kalimat tersebut benar atau salah. Kalimat (d), walaupun mempunyai susunan kalimat yang benar, tetapi tidak mempunyai arti karena relasi mencintai tidak berlaku pada bilangan. Oleh karena itu, kalimat tersebut tidak ditentukan benar atau salahnya.
               Suatu pernyataan yang selalu benar dalam semua keadaan dinamakan tautologi , sedangkan pernyataan yang selalu salah dalam semua keadaan dinamakan kontradiksi.
D. NEGASI/INGKARAN
               Negasi/ingkaran merupakan operasi logika yang dilambangkan dengan tanda (~). Ingkaran pernyataan p adalah ~p atau dibaca “tidak benar bahwa p” atau “non p” atau “negasi dari p”.
Contoh 1:
p     : kucing makan ikan
~p   :kucing tidak makan ikan
~p   : tidak benar bahwa kucing makan ikan
Contoh 2:
P     : kemarin tidak ada kecelakaan mobil
~p   : kemarin ada kecelakaan mobil
Contoh (3):
Jika p adalah “ Semarang ibukota Jawa Tengah”, maka ingkaran atau negasi dari pernyataan p tersebut adalah ~p yaitu “ Semarang bukan ibukota Jawa Tengah” atau “Tidak benar bahwa Semarang ibukota Jawa Tengah”. Jika p diatas bernilai benar (true), maka ingkaran p (~p) adalah bernilai salah (false) dan begitu juga sebaliknya.
Tabel nilai kebenaran negasi:
P
~p
S
B
B
B
catatan:
Jika pernyataan semula bernilai benar (B) maka ingkarannya bernilai salah (S) dan sebaliknya.


Sumber: