A. JAGAT RAYA
1.
Pengertian Jagat Raya
Jagat raya atau alam semesta (the universe) merupakan ruang tidak terbatas yang di dalamnya terdiri atas semua materi, termasuk tenaga dan radiasi. Jagat raya tidak dapat diukur, dalam arti batas-batasnya tidak dapat diketahui dengan jelas.
Galaksi, bintang, matahari, nebula,
planet, meteor, asteroid, komet, dan bulan, hanyalah sebagian kecil dari materi
di jagat raya yang dikenal manusia yang hidup di Bumi. Akan tetapi, secara
lebih mendalam semua yang ada di jagat raya masih merupakan rahasia yang sama
sekali belum terungkap. Hal ini antara lain disebabkan karena tingkat ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia dalam mengungkap rahasia alam
semesta masih sangat terbatas.
Seperti diketahui Bumi tempat tinggal manusia merupakan suatu bulatan kecil yang dikenal sebagai suatu planet anggota dari sistem tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Matahari merupakan salah satu bintang dari sekitar 200 miliar bintang yang ada di Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways atau Kabut Putih). Lebih jauh lagi berdasarkan penelitian, Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di jagat raya, melainkan terdapat ratusan, jutaan, bahkan terdapat miliaran galaksi pengisi jagat raya ini.
Seperti diketahui Bumi tempat tinggal manusia merupakan suatu bulatan kecil yang dikenal sebagai suatu planet anggota dari sistem tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Matahari merupakan salah satu bintang dari sekitar 200 miliar bintang yang ada di Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways atau Kabut Putih). Lebih jauh lagi berdasarkan penelitian, Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di jagat raya, melainkan terdapat ratusan, jutaan, bahkan terdapat miliaran galaksi pengisi jagat raya ini.
2. Teori
Terbentuknya Jagat Raya
Rahasia mengenai bagaimana terbentuknya asal mula jagat raya telah melahirkan asumsi dan teori yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut.
a.
Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)
Menurut Teori Ledakan Besar, jagat raya
berawal dari adanya suatu massa yang sangat besar dengan berat jenis yang besar
pula dan mengalami ledakan yang sangat dahsyat karena adanya reaksi pada inti
massa. Ketika terjadi ledakan besar, bagian-bagian dari massa tersebut
berserakan dan terpental menjauhi pusat dari ledakan. Setelah miliaran tahun
kemudian, bagian-bagian yang terpental tersebut membentuk kelompok-kelompok
yang dikenal sebagai galaksi-galaksi dalam sistem tata surya.
b.
Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)
Teori ini dikenal pula dengan nama
teori ekspansi dan konstraksi. Menurut teori ini jagat raya terbentuk karena
adanya suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi (mengembang) yang
disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah
galaksi- galaksi. Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30 miliar tahun.
Selanjutnya, galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup
kemudian memampat didahului dengan keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi.
Setelah tahap memampat, maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan
kemudian pada akhirnya memampat lagi.
3. Galaksi (The
Galaxy)
Galaksi adalah kumpulan bintang yang
membentuk suatu sistem,terdiri atas satu atau lebih benda angkasa yang
berukuran besar dan dikelilingi oleh benda-benda angkasa lainnya sebagai
anggotanya yang bergerak mengelilinginya secara teratur.
Di dalam ilmu astronomi, galaksi
diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri atas bintang-bintang, gas, dan debu
yang amat luas, di mana anggotanya memiliki gaya tarik menarik (gravitasi).
Suatu galaksi pada umumnya terdiri atas miliaran bintang yang memiliki ukuran,
warna, dan karakteristik yang sangat beraneka ragam.
Secara garis besar, menurut
morfologinya galaksi dibagi menjadi tiga tipe, yaitu galaksi tipe spiral,
elips, dan tidak beraturan. Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk atau
penampakan galaksi-galaksi tersebut.
Galaksi-galaksi yang diamati dan
dipelajari oleh para astronom sejauh ini komposisinya sekitar 75% galaksi
spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tidak beraturan. Namun, ini bukan
berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat di alam
semesta ini. Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta ini
adalah galaksi elips. Jika diambil volume ruang angkasa yang sama, orang akan
menemukan lebih banyak galaksi elips daripada galaksi spiral. Hanya saja
galaksi tipe ini banyak yang redup sehingga teramat sulit untuk diamati.
Galaksi Bima Sakti termasuk galaksi spiral dan berbentuk seperti cakram, garis tengahnya kira-kira 100.000 tahun cahaya. Pusat galaksi berada dalam gugusan bintang Sagitarius. Diperkirakan galaksi ini berumur 12–14 biliun tahun dan terdiri atas 100 biliun bintang.
Istilah tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan menempuh jarak sekitar 9,5 juta kilometer. Jadi, satu tahun cahaya adalah 9,5 juta km. Hal ini berarti garis tengah galaksi Bima Sakti sekitar 100.000 × 9,5 juta km, atau 950 ribu juta km.
Galaksi Bima Sakti termasuk galaksi spiral dan berbentuk seperti cakram, garis tengahnya kira-kira 100.000 tahun cahaya. Pusat galaksi berada dalam gugusan bintang Sagitarius. Diperkirakan galaksi ini berumur 12–14 biliun tahun dan terdiri atas 100 biliun bintang.
Istilah tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan menempuh jarak sekitar 9,5 juta kilometer. Jadi, satu tahun cahaya adalah 9,5 juta km. Hal ini berarti garis tengah galaksi Bima Sakti sekitar 100.000 × 9,5 juta km, atau 950 ribu juta km.
Untuk memudahkan perhitungan, digunakan
satuan jarak, yaitu tahun cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian pusat galaksi
Bima Sakti sekitar 10.000 tahun cahaya.
Lalu, di mana letak Matahari? Matahari
terletak sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah
bintang yang istimewa, melainkan hanyalah salah satu dari 200 miliar bintang
anggota Bima Sakti. Bintang-bintang anggota galaksi Bima Sakti tersebar dengan
jarak dari satu bintang ke bintang lain berkisar antara 4 sampai 10 tahun
cahaya. Bintang terdekat dengan matahari adalah Proxima Centauri (anggota dari
sistem tiga bintang Alpha Centauri), yang berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin
ke arah pusat galaksi, jarak antarbintang semakin dekat, atau dengan kata lain
kerapatan galaksi ke arah pusat semakin besar.
Bima Sakti bukanlah satu-satunya
galaksi yang ada di alam semesta ini. Dalam alam semesta, ada begitu banyak
sistem seperti ini yang mengisi setiap sudut langit sampai batas yang dapat
dicapai oleh teleskop yang paling besar. Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat
dipotret dengan teleskop berdiameter 500 cm di Mt. Palomar sampai kira-kira
satu miliar galaksi. Jadi, tidaklah salah jika seseorang memperkirakan bahwa
andaikan seseorang memiliki teleskop yang jauh lebih besar, orang tersebut
dapat melihat jauh lebih banyak lagi galaksi-galaksi di alam semesta ini.
4. Nebula
Nebula adalah kabut atau awan debu dan
gas yang bercahaya dalam suatu kumpulan yang sangat luas. Nebula banyak
diyakini oleh para ahli sebagai suatu materi cikal bakal terbentuknya suatu
sistem bintang, seperti sistem bintang matahari atau disebut tata surya. Nebula
yang terkenal, antara lain nebula Orion M42 pada rasi Orion dan Nebula Trifid
pada rasi Sagitarius.
5. Bintang
(The Star)
Bintang adalah benda angkasa yang
memiliki cahaya sendiri. Salah satu bintang adalah Matahari atau disebut
Bintang Matahari (The Sun Star), nama-nama bintang lainnya, antara lain Bintang
Polaris, Antares, Aldebaran, Sirius, Spica, Betelguese, Hidra, Pegasus,
Phoenix, Carina, dan Vega.
Kelompok bintang-bintang yang membentuk pola tertentu dan letaknya berdekatan disebut Rasi Bintang atau Konstelasi Bintang. Contohnya, rasi bintang Pari (Crux) yang merupakan kumpulan dari empat bintang yang letaknya berdekatan, yakni Bintang Alfa, Beta, Gamma, dan Delta. Selain rasi bintang Crux, nama-nama rasi bintang lainnya, antara lain rasi bintang Orion, Centauri, Ursa Mayor, Lyra, dan Aquilla.
Kelompok bintang-bintang yang membentuk pola tertentu dan letaknya berdekatan disebut Rasi Bintang atau Konstelasi Bintang. Contohnya, rasi bintang Pari (Crux) yang merupakan kumpulan dari empat bintang yang letaknya berdekatan, yakni Bintang Alfa, Beta, Gamma, dan Delta. Selain rasi bintang Crux, nama-nama rasi bintang lainnya, antara lain rasi bintang Orion, Centauri, Ursa Mayor, Lyra, dan Aquilla.
Di sekitar ekliptika yang seolah-olah
melingkari bola langit ter- dapat 12 rasi bintang yang disebut Zodiak. Dua
belas Rasi bintang yang terdapat di sekitar ekliptika adalah Aries, Taurus,
Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricornus, Aquarius,
dan Pisces.
B. TATA SURYA
Tata surya
atau sistem matahari adalah suatu sistem yang terdapat di jagat raya terdiri
atas matahari sebagai pusatnya, planet-planet (termasuk Planet Bumi),
satelit-satelit (misalnya bulan), asteroid, komet, meteor, debu, kabut, dan
benda-benda lainnya sebagai anggota dari tata surya yang beredar mengelilingi
pusatnya, yakni matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapatlah diduga bahwa bintang- bintang yang lainnya pun kemungkinan besar memiliki sistem seperti tata surya dengan pusat dan lintasan orbit tertentu.
Dalam arti lain, bukan tidak mungkin setiap bintang memiliki sistem bintang seperti matahari, karena matahari hanya merupakan satu dari miliaran bintang yang ada di jagat raya. Pertanyaannya mungkinkah ada kehidupan lain selain di bumi?
Berdasarkan pengertian tersebut, dapatlah diduga bahwa bintang- bintang yang lainnya pun kemungkinan besar memiliki sistem seperti tata surya dengan pusat dan lintasan orbit tertentu.
Dalam arti lain, bukan tidak mungkin setiap bintang memiliki sistem bintang seperti matahari, karena matahari hanya merupakan satu dari miliaran bintang yang ada di jagat raya. Pertanyaannya mungkinkah ada kehidupan lain selain di bumi?
Benda-benda angkasa yang termasuk struktur
utama dari sistem tata surya adalah:
1. matahari (the sun);
1. matahari (the sun);
2. planet-planet (the
planets);
3. bulan (the moon) dan
satelit lainnya;
4. asteroid; dan
5. Komet.
1. Matahari sebagai Pusat Tata
Surya
Matahari
merupakan salah satu bintang di dalam Galaksi Bima Sakti yang memiliki fungsi
dan peranan paling penting di dalam struktur tata surya. Matahari merupakan
bagian dari tata surya yang memiliki ukuran, massa, volume, temperatur, dan
gravitasi yang paling besar sehingga matahari memiliki pengaruh yang sangat
besar pula terhadap benda- benda angkasa yang beredar mengelilinginya.
Matahari
memiliki garis tengah sekitar 1.392.000 km atau sekitar 109 kali garis tengah
bumi. Massa atau berat totalnya sekitar 332.000 kali dari berat bumi, volumenya
diperkirakan 1.300.000 kali volume bumi, dan temperatur di permukaannya sekitar
mencapai 5.000° C, sedangkan temperatur di pusatnya sekitar 15.000.000° C.
Temperatur
matahari yang sangat tinggi menurut Dr. Bethe (1938) disebabkan oleh
adanya reaksi inti di dalam tubuh matahari. Ia berpendapat bahwa dalam keadaan
panas dan tekanan yang sangat tinggi, atom-atom di dalam tubuh matahari akan
kehilangan elektron- elektronnya sehingga kemudian menjadi inti atom yang
bergerak ke berbagai arah dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan menimbulkan
tumbukan antarinti atom dan penghancuran sebagian massanya (massa defect),
kemudian berubah menjadi energi panas dan cahaya yang dipancarkan ke berbagai
arah.
Struktur Matahari
2. Planet-Planet
(The Planets)
Planet merupakan benda angkasa yang tidak memiliki cahaya sendiri, berbentuk bulatan dan beredar mengelilingi matahari. Sebagian besar planet memiliki pengiring atau pengikut planet yang disebut satelit yang beredar mengelilingi planet. Dalam sistem tata surya terdapat delapan planet. Berdasarkan urutannya dari matahari. Planet-planet tersebut terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, beredar mengelilingi matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing dalam suatu sistem tata surya.
a. Klasifikasi
Planet
1) Berdasarkan Massanya
i.
Planet
Bermassa Besar (Superior Planet), terdiri atas Yupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus.
ii. Planet Bermassa Kecil (Inferior
Planet), terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
2) Berdasarkan Jaraknya ke Matahari
i.
Planet Dalam (Interior Planet), yaitu planet-planet yang jarak
rata-ratanya ke matahari lebih dekat dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau
lintasannya beradadi antara lintasan bumi dan matahari. Berdasarkan
kriteria tersebut, maka yang termasuk Planet Dalam adalah Merkurius dan Venus.
Planet Merkurius ataupun Venus memiliki kecepatan peredaran mengelilingi
matahari berbeda-beda sehingga letak atau kedudukan planet tersebut jika
dilihat dari bumi akan berubah- ubah. Sudut yang dibentuk oleh garis yang
menghubungkan Bumi-Matahari dengan suatu planet disebut elongasi. Besarnya
sudut elongasi yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan
Bumi-Matahari-Merkurius, yaitu antara 0°–28°, sedangkan sudut elongasi Bumi-Matahari-Venus
adalah antara 0°–50°
ii. Planet Luar (Eksterior
Planet), yaitu planet-planet yang
jarak rata-ratanya ke matahari lebih jauh dari jarak rata-rata bumi ke matahari
atau lintasannya berada di luar lintasan bumi. Planet-planet yang
termasuk ke dalam kelompok planet luar, yaitu Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus,
dan Neptunus. Dilihat dari bumi, sudut elongasi kelompok Planet Luar berkisar
antara 0°–180°. Jika elongasi salah satu planet mencapai 180°, hal ini berarti
planet tersebut sedang berada dalam kedudukan oposisi, yaitu suatu kedudukan di
mana suatu planet berkedudukan berlawanan arah dengan posisi matahari dilihat
dari bumi. Pada saat oposisi berarti planet tersebut berada pada jarak paling
dekat dengan bumi. Adapun jika elongasi salah satu planet mencapai 0° berarti
planet tersebut mencapai kedudukan konjungsi, yaitu suatu kedudukan di
mana suatu planet berada dalam posisi searah dengan matahari dilihat dari bumi,
pada saat konjungsi berarti planet tersebut berada pada jarak yang paling jauh
dengan bumi.
b.
Deskripsi Planet
1)
Merkurius
Merkurius merupakan planet yang
letaknya paling dekat ke matahari, jarak rata-ratanya sekitar 57,8 juta km.
Oleh karena jaraknya yang sangat dekat ke matahari, maka suhu udara siang hari
menjadi sangat panas, mencapai 400° C, sedangkan pada malam hari menjadi sangat
dingin, mencapai -2000° C. Perbedaan suhu harian yang sangat besar disebabkan
Merkurius tidak memiliki atmosfer. Merkurius memiliki ukuran paling kecil dalam
sistem tata surya, garis tengahnya hanya 4.850 km hampir sama ukurannya dengan
bulan yang memiliki diameter sekitar 3.476 km. Planet ini beredar mengelilingi
matahari dalam suatu orbit eliptis (lonjong) dengan periode revolusinya sekitar
88 hari, dan periode rotasinya sekitar 59 hari.
2)
Venus
Venus merupakan planet yang letaknya
paling dekat ke bumi, yaitu sekitar 42 juta km. Oleh karena itu, planet ini
dapat terlihat jelas dari bumi sebagai noktah kecil sangat terang dan
berkilauan menyerupai bintang pada pagi atau senja hari. Orang-orang di bumi
seringkali menyebutnya sebagai bintang pagi atau timur ketika Venus berada pada
posisi elongasi barat, dan bintang senja pada waktu elongasi timur.
Selain karena letaknya paling dekat ke
bumi, kecemerlangan Venus disebabkan oleh adanya atmosfer berupa awan putih
yang menyelubungi planet. Atmosfer tersebut berfungsi memantulkan cahaya
matahari yang diterimanya.
Jarak rata-rata Venus ke matahari
sekitar 108 juta km, diselubungi atmosfer sangat tebal terdiri atas gas
karbondikosida dan sulfat. Sehingga pada siang hari suhunya mencapai 477° C,
sedangkan pada malam hari suhunya tetap tinggi karena panas yang diterimanya
tertahan atmosfer planet tersebut. Diameter Venus sekitar 12.140 km, periode
rotasinya sekitar 244 hari dengan arah sesuai jarum jam dan periode revolusinya
sekitar 225 hari.
3)
Bumi
Bumi merupakan planet yang berada pada
urutan ketiga dari matahari. Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 150 juta
km. Periode revolusinya sekitar 365,25 hari dan periode rotasinya sekitar 23 jam
56 menit dengan arah barat-timur. Bumi memiliki satu satelit yang selalu beredar
mengelilingi bumi, yaitu Bulan (The Moon). Diameter Kota Malang Bumi sekitar
12.756 km hampir sama dengan diameter Venus.
4)
Mars
Mars merupakan Planet Luar (eksterior planet)
yang paling dekat ke bumi. Planet ini tampak sangat jelas dari bumi setiap 2
tahun 2 bulan sekali, yaitu pada kedudukan oposisi. Pada saat itu jaraknya
hanya sekitar 56 juta km dari bumi.
Planet ini merupakan satu-satunya
planet yang bagian permukaannya dapat diamati dari bumi dengan mempergunakan
teleskop. Adapun planet-planet lain terlalu sulit untuk diamati karena
diselubungi oleh gas berupa awan tebal dan jaraknya terlalu jauh dari bumi.
Mars merupakan planet yang keadaannya
paling mirip dengan bumi sehingga memungkinkan terdapatnya kehidupan. Oleh
karena itu, para astronom lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mempelajari
Mars dibandingkan planet lain dalam jagat raya.
Jarak rata-rata Planet Mars ke matahari
sekitar 228 juta km, periode revolusinya sekitar 687 hari, sedangkan periode
rotasinya sekitar 24 jam 37 menit. Diameter planet ini sekitar setengah dari
diameter bumi, yaitu 6.790 km diselimuti oleh lapisan atmosfer yang tipis
dengan suhu udara relatif lebih rendah daripada suhu udara di bumi. Planet Mars
memiliki dua satelit, yakni Phobos dan Deimos.
5)
Yupiter
Yupiter merupakan planet terbesar dalam
sistem tata surya di tata surya, diameternya sekitar 142.600 km, terdiri atas
materi dengan tingkat kerapatannya rendah, terutama hidrogen dan helium. Jarak
rata-ratanya ke matahari sekitar 778 juta km, berotasi pada sumbunya dengan
sangat cepat sekitar 9 jam 50 menit, sedangkan periode revolusinya sekitar 11,9
tahun.
Planet Yupiter memiliki satelit yang jumlahnya paling banyak, yaitu sekitar 13 satelit, di antaranya terdapat beberapa satelit yang ukurannya besar, seperti Ganimedes, Calisto, Galilea, Io, dan Europa.
Planet Yupiter memiliki satelit yang jumlahnya paling banyak, yaitu sekitar 13 satelit, di antaranya terdapat beberapa satelit yang ukurannya besar, seperti Ganimedes, Calisto, Galilea, Io, dan Europa.
6)
Saturnus
Saturnus merupakan planet terbesar
kedua setelah Yupiter, diameternya sekitar 120.200 km. Periode rotasinya
sekitar 10 jam 14 menit dan revolusinya sekitar 29,5 tahun. Planet ini memiliki
tiga cincin tipis yang arahnya selalu sejajar dengan ekuatornya, yaitu Cincin
Luar, Cincin Tengah, dan Cincin Dalam. Diameter Cincin Luar Planet Saturnus
adalah sekitar 273.600 km, Cincin Tengah sekitar 152.000 km, dan Cincin Dalam
memiliki diameter sekitar 160.000 km. Antara Cincin Dalam dan permukaan
Saturnus dipisahkan ruang kosong berjarak sekitar 11.265 km. Planet Saturnus
memiliki atmosfer yang sangat rapat terdiri atas hidrogen, helium, metana, dan
amoniak. Planet ini memiliki satelit yang jumlahnya sekitar 11 satelit, di
antaranya Titan, Rhea, Thetys, dan Dione.
7)
Uranus
Planet Uranus memiliki diameter 49.000
km, hampir empat kali lipat dari diameter bumi. Periode revolusinya sekitar 84
tahun, sedangkan rotasinya sekitar 10 jam 49 menit.
Berbeda dengan planet lainnya, sumbu rotasi pada Planet Uranus searah dengan arah datangnya sinar matahari sehingga kutubnya seringkali menghadap ke arah matahari.
Atmosfer Uranus dipenuhi oleh hidrogen, helium, dan metana. Di luar batas atmosfer Planet Uranus terdapat lima satelit yang menge- lilinginya, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Jarak rata-rata Planet Uranus ke matahari sekitar 2.870 juta km.
Berbeda dengan planet lainnya, sumbu rotasi pada Planet Uranus searah dengan arah datangnya sinar matahari sehingga kutubnya seringkali menghadap ke arah matahari.
Atmosfer Uranus dipenuhi oleh hidrogen, helium, dan metana. Di luar batas atmosfer Planet Uranus terdapat lima satelit yang menge- lilinginya, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Jarak rata-rata Planet Uranus ke matahari sekitar 2.870 juta km.
Seperti halnya dengan Yupiter dan
Saturnus, planet ini pun merupakan planet raksasa yang sebagian besar massanya
berupa gas. Planet Uranus merupakan planet bercincin, ketebalan cincinnya
sekitar satu meter terdiri atas partikel-partikel gas yang sangat tipis dan redup.
8)
Neptunus
Neptunus merupakan planet superior
dengan diameter 50.200 km. Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 4.497 juta
km. Periode revolusinya sekitar 164,8 tahun, sedangkan periode rotasinya
sekitar 15 jam 48 menit. Atmosfer Neptunus dipenuhi oleh hidrogen, helium,
metana, dan amoniak yang lebih padat jika dibandingkan dengan Yupiter dan
Saturnus. Satelit yang beredar mengelilingi Neptunus ada dua, yaitu Triton dan
Nereid. Planet Neptunus memiliki dua cincin utama dan dua cincin redup di bagian
dalam yang memiliki lebar sekitar 15 km.
Pada awalnya planet yang diakui dalam sistem tata surya jumlahnya ada sembilan. Setelah kedelapan planet yang telah diuraikan di atas, masih ada planet kesembilan yaitu Pluto. Akan tetapi, setelah diseleng- garakannya pertemuan International Astronomical Union (IAU) ke-26 di Praha Republik Ceko pada 24 Agustus 2006, 424 ahli astronom dari seluruh dunia memutuskan dan menyepakati untuk mengeluarkan Pluto dari statusnya sebagai suatu planet. Akibatnya, Pluto yang selama ini dikenal sebagai planet terkecil dan menempati urutan kesembilan harus keluar dari daftar planet anggota dari tata surya. Status Pluto sekarang ini adalah menjadi planet kerdil (dwarf planet).
Pada awalnya planet yang diakui dalam sistem tata surya jumlahnya ada sembilan. Setelah kedelapan planet yang telah diuraikan di atas, masih ada planet kesembilan yaitu Pluto. Akan tetapi, setelah diseleng- garakannya pertemuan International Astronomical Union (IAU) ke-26 di Praha Republik Ceko pada 24 Agustus 2006, 424 ahli astronom dari seluruh dunia memutuskan dan menyepakati untuk mengeluarkan Pluto dari statusnya sebagai suatu planet. Akibatnya, Pluto yang selama ini dikenal sebagai planet terkecil dan menempati urutan kesembilan harus keluar dari daftar planet anggota dari tata surya. Status Pluto sekarang ini adalah menjadi planet kerdil (dwarf planet).
Para ahli astronom menyepakati bahwa
benda angkasa disebut planet jika memiliki ukuran cukup besar dan berada tetap
di garis orbitnya selama mengitari matahari, serta tidak mengalami garis edar
tumpang-tindih dengan planet lain. Menurut para ahli, garis orbit Pluto tumpang
tindih dengan orbit Neptunus sehingga secara otomatis Pluto terdiskualifikasi
dari klasifikasi planet dalam sistem tata surya.
3. Bulan (The
Moon)
Bulan merupakan benda angkasa berbentuk bulat yang beredar menge- lilingi bumi dalam suatu lintasan yang disebut garis edar atau orbit tertentu. Oleh karena bulan selalu bergerak mengelilingi bumi kemanapun bumi bergerak maka bulan merupakan satelit bumi (satelit artinya pengikut). Selain bumi, planet-planet lain yang memiliki satelit adalah Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus
Diameter bulan lebih kurang 3.476 km
atau sekitar 1/4 diameter bumi, jarak rata-ratanya ke bumi sekitar 384.000 km.
Periode revolusi bulan terhadap bumi sekitar 27,3 hari, sedangkan periode
rotasinya sama dengan revolusinya, yaitu 27,3 hari atau satu bulan sideris,
yaitu peredaran bulan mengelilingi bumi dalam suatu lingkaran penuh (360°).
Ciri dari bulan yang telah menyelesaikan satu lingkaran penuh, adalah posisi
bulan terhadap bumi telah kembali pada posisi semula.
Bulan merupakan benda angkasa yang
sangat kecil gravitasinya kira- kira hanya 1/6 gravitasi bumi. Akibatnya bulan
tidak mampu mengikat atmosfer. Ketiadaan atmosfer di bulan
menjadikan keadaan bulan sangat sunyi karena tidak terdapat media yang
berfungsi merambatkan gelombang suara. Akibat lainnya adalah pada siang hari
suhu permukaan bulan menjadi sangat panas, yaitu mencapai 100° C, sedangkan
pada bagian bulan yang mengalami malam hari suhu permukaannya menjadi sangat
dingin, yaitu mencapai -150° C.
Bulan mengelilingi bumi dalam jangka waktu satu bulan. Pergerakan bulan dari waktu ke waktu menyebabkan terjadinya perubahan sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan antara matahari, bumi, dan bulan. Perubahan sudut tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan penampakan bulan jika dilihat dari bumi yang disebut fase bulan. Jika bulan berada pada posisi terdekat ke matahari, bagian bulan yang menghadap ke bumi akan tampak gelap, keadaan seperti itu disebut fase bulan baru. Sementara bulan melanjutkan pergerakannya mengitari bumi, tampak bulan berubah pula menjadi fase bulan sabit, lalu bulan setengah, bulan tiga perempat, kemudian menjadi bulan purnama. Setelah tercapai fase purnama, fase berikutnya adalah kebalikannya sampai pada akhirnya terjadi fase gelap atau bulan baru kembali.
Bulan mengelilingi bumi dalam jangka waktu satu bulan. Pergerakan bulan dari waktu ke waktu menyebabkan terjadinya perubahan sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan antara matahari, bumi, dan bulan. Perubahan sudut tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan penampakan bulan jika dilihat dari bumi yang disebut fase bulan. Jika bulan berada pada posisi terdekat ke matahari, bagian bulan yang menghadap ke bumi akan tampak gelap, keadaan seperti itu disebut fase bulan baru. Sementara bulan melanjutkan pergerakannya mengitari bumi, tampak bulan berubah pula menjadi fase bulan sabit, lalu bulan setengah, bulan tiga perempat, kemudian menjadi bulan purnama. Setelah tercapai fase purnama, fase berikutnya adalah kebalikannya sampai pada akhirnya terjadi fase gelap atau bulan baru kembali.
4. Asteroid
Asteroid adalah kumpulan planet kecil yang terdapat di antara orbit Mars dan Yupiter. Penemuan asteroid diawali karena adanya kecurigaan para ahli astronomi yang melihat bahwa antara Planet Mars dan Yupiter dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh.
Para astronom berlomba untuk menyelidikinya dan berkeyakinan bahwa di tempat tersebut terdapat planet yang belum diketahui. Sampai saat ini telah teridentifikasi lebih kurang 5.000 asteroid pada daerah tersebut dan diprediksikan seluruhnya terdapat lebih dari 50.000 asteroid. Beberapa asteroid yang telah diidentifikasi antara lain Ceres merupakan asteroid terbesar dengan diameter 780 km, Pallas 560 km, Vesta 490 km, Hygeva 388 km, Juno 360 km, dan Davida 272 km. Garis edar asteroid pada umumnya beredar di antara garis edar Mars dan Yupiter. Akan tetapi, ada pula beberapa asteroid yang menyimpang ke luar melintasi garis edar dari kedua planet tersebut. Awal mula keberadaan asteroid yang berjumlah puluhan ribu di antara orbit Mars dan Yupiter belum diketahui secara pasti. Secara teoretis diyakini bahwa asteroid terbentuk karena terjadi benturan diantara beberapa planet kecil sehingga terpecah-belah menjadi asteroid dengan jumlah yang cukup banyak.
Komet merupakan anggota tata surya yang
terdiri atas pecahan benda angkasa, es, dan gas yang membeku. Komet mengorbit
matahari dalam suatu lintasan yang berbentuk elips. Strukturnya terdiri atas
kepala dan ekor komet. Kepala komet berdiameter lebih dari 65.000 km
meliputi inti dan koma.
Adapun ekor komet memiliki panjang
sampai ribuan kilometer yang arahnya selalu menjauhi atau berlawanan dengan
matahari.
Berdasarkan bentuk dan panjang
lintasannya, komet dapat di- klasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a.
Komet Berekor Panjang,
yaitu komet dengan garis lintasannya sangat jauh melalui daerah-daerah yang
sangat dingin di angkasa sehingga berkesempatan menyerap gas-gas daerah yang
dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas sehingga
membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contohnya, Komet Kohoutek yang
melintas dekat matahari setiap 75.000 tahun sekali dan Komet Halley setiap 76
tahun sekali.
b.
Komet Berekor Pendek,
yaitu komet yang garis lintasannya sangat pendek sehingga kurang memiliki
kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati
matahari, komet tersebut melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga hanya
membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tidak berekor.
Contohnya Komet Encke yang melintas mendekati matahari setiap 3,3 tahun sekali.
Pada 1705, Edmund Halley memperkirakan bahwa komet terlihat pada 1531, 1607, dan 1682 dan kembali lagi pada 1758. Karena hal ter- sebut, salah satu dari sekian banyak komet diberikan nama komet Halley. Rata-rata periode munculnya orbit komet Halley antara set iap 76–79 tahun sekali. Komet Halley terakhir terlihat pada 1986 yang lalu. Inti atau pusat dari komet Halley diperkirakan kurang lebih 16x8x8 km. Inti dari komet Halley sangat gelap. Diperkirakan komet Halley akan tampak lagi pada 2061. Selain komet Halley, terdapat berbagai macam nama komet lainnya, di antaranya komet Hyakutake dan komet Hale-Bopp.
6. Meteor
Meteor adalah benda angkasa berupa pecahan batuan angkasa yang jatuh dan masuk ke dalam atmosfer bumi. Ketika meteor masuk ke dalam atmosfer bumi maka akan terjadi gesekan dengan udara sehingga benda tersebut akan menjadi panas dan terbakar. Meteor yang tidak habis terbakar di atmosfer bumi dan sampai ke permukaan bumi disebut meteorit. Tumbukan meteorit berukuran besar pada permukaan bumi seringkali menimbulkan lubang besar di permukaan bumi yang disebut kawah meteorit, contohnya Kawah Meteorit Arizona di Amerika Serikat yang lebarnya sekitar 1.265 m.
Sumber:
Hartono. 2009.Geografi 1 Jelajah Bumi dan Alam Semesta : untuk Kelas X, Sekolah Menengah Atas /Madrasah Aliyah.Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
http://www.gunadarma.ac.id/
Hartono. 2009.Geografi 1 Jelajah Bumi dan Alam Semesta : untuk Kelas X, Sekolah Menengah Atas /Madrasah Aliyah.Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
http://www.gunadarma.ac.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar